-->

Kronologi Kerusuhan di Mesir

Facebook dan situs jejaring sosial dianggap turut "mematangkan" rencana demonstrasi yang berakhir rusuh di Mesir. Dari sekadar lontaran, semua pihak merasa berkepentingan untuk mengubah wajah Mesir menjadi apa yang mereka sebut "perubahan ke arah yang lebih baik".



Berikut ini kronologi kerusuhan yang disebut-sebut "terinspirasi" gerakan rakyat di Tunisia ini:

Januari 2011:  
Aktivis mengajak rakyat Mesir untuk melakukan gerakan bersama melawan kemiskinan, pengangguran, korupsi pemerintah, dan kekuasaan presiden Hosni Mubarak, yang telah memerintah negara itu selama tiga dekade.

25 Januari: 
Pada hari libur nasional untuk memperingati hari kepolisian, rakyat Mesir mulai turun ke jalan dalam jumlah besar. Mereka  menyebutnya sebagai "hari kemarahan".

Ribuan berbaris di pusat kota Kairo, menuju kantor partai yang berkuasa, Partai Demokrasi Nasional, serta Departemen Luar Negeri dan televisi negara. Protes serupa dilaporkan terjadi di kota-kota lain di seluruh negeri.

Setelah beberapa jam  relatif tenang, polisi terlibat  bentrokan demonstran;  polisi melemparkan gas air mata dan meriam air terhadap demonstran yang  berteriak "Turunlah bersama Mubarak" di  Tahrir Square.

Protes pecah di  Alexandria, kota Mansura di Delta Nil, Tanta dan di kota-kota selatan Aswan dan Assiut.

Beberapa jam setelah situasi berhasil dikendalikan, Kementerian Dalam Negeri menyalahkan pernyataan Ikhwanul Muslimin, yang secara teknis dilarang di Mesir tetapi memiliki pendukung yang besar, yang dianggap mengobarkan kerusuhan. Ikhwanul Muslimin menyangkal.

Menteri Dalam Negeri Mesir mengatakan tiga pengunjuk rasa dan seorang perwira polisi telah tewas selama demonstrasi anti-pemerintah.

26 Januari: 
Seorang demonstran dan seorang polisi tewas di Kairo saat massa kembali melakukan demonstran anti-pemerintah, melempari pasukan keamanan dengan batu. Gas air mata kembali dilemparkan. Saksi mengatakan bahwa peluru tajam telah ditembakkan.

DiSuez, lokasi bentrokan berdarah hari sebelumnya, polisi  bentrok lagi dengan pengunjuk rasa. Sebanyak  55 pemrotes dan 15 petugas polisi terluka.

Robert Gibbs, juru bicara Barack Obama, presiden AS, mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah harus "menunjukkan respon kepada orang Mesir" dengan mengakui  "hak-hak universal mereka".

Amr Moussa, sekretaris jenderal Liga Arab, mengatakan ia percaya  warga Arab marah karena frustrasi.

27 Januari: 
Mohamed ElBaradei, mantan kepala badan pengawas nuklir PBB, tiba di Mesir untuk bergabung dengan demonstran. ElBaradei mengatakan dia siap untuk "memimpin transisi" di Mesir jika diminta.

Sementara itu, protes terus di beberapa kota. Ratusan orang telah ditangkap, tetapi para pengunjuk rasa mengatakan mereka tidak akan menyerah sampai permintaan mereka terpenuhi.

Demonstran bentrok dengan polisi di Kairo. Kekerasan juga meletus di kota Suez lagi, sementara di daerah Sinai utara, tepatnya di kawasan Sheikh Zuweid, suku Badui dan polisi terlibat aksi saling menembak, menewaskan seorang remaja berusia 17 tahun. Hal yang sama terjadi di Ismailia.

Facebook, Twitter ,dan layanan Blackberry Messenger terganggu. Pengunjuk rasa anti-pemerintah telah menyerukan protes massal setelah shalat siang pada Jumat.

28 Januari: 
Internet dan SMS mati. Kantor berita Associated Press mengatakan pasukan kontraterorisme elit khusus telah dikerahkan di titik-titik strategis di sekitar Kairo beberapa jam sebelum protes yang direncanakan. Kementerian Dalam Negeri Mesir juga memperingatkan tentang "langkah-langkah yang menentukan".

Sementara itu, seorang pengacara bagi oposisi Ikhwanul Muslimin mengatakan bahwa 20 anggota telah ditahan semalam.



Sumber : http://www.republika.co.id

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar